Pelatihan Perbaikan Perahu Kecil Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) Untuk Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Bantaeng
Abstract
Penggunaan perahu berbahan FRP (fiberglass reinforced plastic), untuk keperluan budidaya rumput laut dan penangkapan ikan sudah banyak di gunakan oleh pebudidaya rumput laut dan nelayan di daerah pesisir. Perahu yang telah dioperasikan umumnya akan mengalami penurunan performa atau kegagalan fungsional terutama struktur lambung. Struktur lambung sangat rentan rusak baik saat pemakaian normal maupun akibat benturan dengan objek lain atau karena campuran bahan tidak sesuai dengan standar. Seperti halnya kasus yang terjadi pada komunitas nelayan dan pebudidaya rumput laut di Desa Bontosunggu Kecamatan Bisappu Kabupaten Bantaeng, beberapa perahu mengalami keretakan dan bocor hampir seluruh lambung perahu. Guna menjaga kelancaran produksi budidaya rumput laut tentu ketesediaan perahu harus tinggi salah satu cara menjaga ketersediaan adalah dengan melakukan pemeliharaan dan perbaikan.
Teknologi perbaikan perahu FRP sangat sederhana, tempat yang retak atau bocor terlebih dahulu di gerinda dan dibersihkan dan di lapisi ulang dengan bahan resin, mat, roving jika dibutuhkan warna maka ditambahkan bahan pigmen. Apabila memperhatikan standar bahan dan kerja mencakup pembersihan, komposisi campuran, pelapisan dan penyelesain akhir, niscaya hasil maksimal dapat diperoleh.
Pelatihan perbaikan perahu terbagi dalam tiga tahapan, melibatkan secara aktif anggota pebudidaya rumput laut yang berjumlah sekitar 12 (dua belas) orang. Tahap pertama dan kedua adalah penyampaian teori dan diskusi mencakup pengenalan bahan, peralatan, tata cara kerja dan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja). Tahap ketiga adalah pembimbingan praktek perbaikan mencakup pembersihan badan perahu, pencampuran bahan, teknik-teknik laminasi dan penyelesain akhir.
Hasil yang diperoleh melalui diskusi dan praktek adalah (1) peserta memahami bahan yang standar digunakan untuk perbaikan FRP, yang sebelumnya banyak menggunakan bahan tambahan yaitu thinner padahal ini membuat bahan menjadi getas, mudah retak dan bocor. (2) peserta mampu mencampur bahan sesuai standar. (3) peserta mampu melaminasi perahu dengan susunan laminasi yang standar dan menerapkan teknik-teknik melapis dengan baik.
Simpulan yang dapat diperoleh setelah kegiatan terlaksana adalah peserta dapat memilih bahan yang tepat untuk perbaikan perahu oleh karena telah mengenali karakteristik bahan FRP secara baik dan dapat mengerjakan sendiri perbaikan perahunya sehingga dapat menghemat biaya produksi budidaya rumput laut serta tetap menjaga ketersediaan perahu sehingga proses produksi tetap lancar.
Downloads
References
Anmarkrud Thomas, et al. (2010). Guide to Simple Repairs of FRP Boats in a Tropical Climate. FAO, Rome, Italy.
BKI, (1996). Rules and Regulations for the Classification and Construction of Ships, FRP Ships, Biro Klasifikasi Indonesia, Jakarta.
McVeagh, J., Anmarkrud, T., Gulbrandsen, O., Ravikumar, R., Danielsson, P., Gudmundsson, A. (2010). Training Manual on The Construction of FRP Beach Landing Boats. FAO, Rome, Italy.
Marshall Roger. (2010). Fiberglass Boat Repairs Illustrated, International Marine / MC-Graw-Hill, New York, USA.
West System. (2014). Fiberglass Boat Repair & Maintenance, Gougeon Brothers, Inc., Bay City, MI USA, pp. 002-550.