Tiga Mahasiswa Teknik Unhas Ciptakan Rompi Pengaman Bagi Pekerja Tambang
Terkini.id, Makassar – Kecelakaan kerja pada area tambang menjadi masalah penting yang harus ditangani segera. Resiko kecelakaan kerja seperti kebakaran, longsor, keracunan gas, atapun ledakan menjadi kekhawatiran penambang dalam bekerja.
Penggunaa Alat Pelindung Diri seperti rompi safety tidak memberi jaminan rasa aman bagi pekerja ketika melakukan pekerjaan utamanya di tambang bawah tanah, karena fungsional utama rompi saat ini hanya sebagai penerangan ketika berkerja di tempat yang redup cahaya.
Tim Mahasiswa Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) beranggotakan 3 orang yakni Muhammad Akbar Musseng (Teknik Pertambangan 2016), Alif Tri Handoyo (Teknik Informatika, 2016), Achmad Fachry (Teknik Elektro, 2017) di bawah bimbingan Dr Aryanti Virtanti Anas ST MT berininsiatif untuk meningkatkan fungsional rompi safety yang ada saat ini.
Ketiga mahasiswa ini menambahkan sensor denyut jantung (Pulse Heart Rate Sensor) dan GPS (Global positioning System) yang akan mendeteksi kondisi jantung pekerja dan lokasi pekerja secara real time.
“Hal itu sebagai langkah preventif sebelum terjadi kecelakaan kerja akibat penyakit pada pekerja, ataupun penanganan cepat evakuasi pekerja ketika kecelakaan kerja terjadi yang dapat melacak lokasi terakhir pekerja,” kata Akbar Musseng.
Baca Juga : Mahasiswa Unhas Gunakan Buah Naga sebagai Bahan Alami Plester Luka
“Hal itu juga akan dipantau melalui hasil rancangan website yang telah dirancang,” sambungnya.
Didanai Kemenristek Dikti

Ketiga mahasiswa Teknik Unhas dibimbing Dr Aryanti Virtanti Anas ST MT
Inovasi dari ketiga mahasiswa tersebut diberi dana hibah melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristek Dikti untuk mengerjakan teknologi itu.
“Teknologi ini diberi nama SAR-VEST (Safety Heart Rate Vest Prototype). Pengerjaan teknologi ini sudah berlangsung selama 3 bulan dan masih dikembangkan sampai saat ini, agar fungsional alat bekerja secara efisien,” ujar Akbar Musseng.
“Harapan kami agar rompi yang sementara kami rancang dapat dikomersilkan di sektor pertambangan untuk memudahkan dan memberi jaminan perlindungan bagi penambang,” lanjutnya.
Selain itu, kata Akbar, pihaknya juga berharap dapat melaju ke Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) ke-32 di Bali nantinya, agar teknologi tersebut dapat bersaing dengan tim dari daerah lainnya.
